Kepemimpinan yang melayani mungkin mulai akrab di antara kita, seperti yang dapat dilihat pada profil pemimpin baru yang diperoleh lewat tumbuh kembangnya demokrasi termasuk salah satunya saat dibukanya kesempatan rakyat dapat menggunakan hak suara untuk memilih langsung pemimpinnya baik di Pilkada Kota/Kab dan Provinsi serta PilPres. Lewat waktu masa kerjanya kepemimpinannya diuji, apakah memberi dampak perubahan yang dicita-citakan bersama termasuk didalamnya memperhatikan perduli pada keluhan warga sekaligus mengakomodasikan juga potensi warga masyarakatnya. Di sini lah pentingnya komunikasi dan dalam kepemimpinan yang melayani turut mempersempit gap akses komunikasi warga masyarakat dan pemimpinnya.
Kebetulan hari ini (Kamis, 27 Oktober 2016 ), kesempatan hari terakhir (sebelum mulai cuti besok) untuk bisa ikut menyaksikan salah satu kebiasaan unik setiap pagi sebelum Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama memasuki kantornya (Balai Kota), bertemu dan berkomunikasi dengan masyarakat yang datang ke Bali Kota setiap pagi. Tadi sempat coba searching di google untuk mencari contoh figur pemimpin yang menyediakan waktu untuk bertemu warga yang bisa langsung datang ke Balai Kota setiap pagi , namun tidak ada catatan kegiatan seperti yang dilakukan Ahok dan ini merupakan gebrakan baru, termasuk akses untuk menerima informasi sebagaimana kejadian yang didokumentasikan saat Ahok menerima warga pun dapat diakses oleh masyarakat luas yang tidak sempat hadir melalui Youtube yang disediakan PemProv DKI
Meski selama ini hanya menyaksikannya lewat Youtube pun, sudah banyak menambah wawasan tentang seluk beluk permasalahan sekaligus potensi yang bisa digarap oleh Pemerintah Provinsi DKI . Namun di sisi lain, kehadiran (datang langsung) menyaksikan interaksi pemimpin dan warganya dalam suasana yang santai ini memberi atmosfir spesial. Dan seperti yang telah dilihat yang sudah-sudah, mekanisme informal seperti ini pun selain mempersempit gap jangkauan akses warga untuk menemui pemimpinnya, yang membina hubungan serta tidak saja efektif (hanya memakan waktu sekitar 1 jam-an) namun produktif dari sisi respon penangangan kelanjutannya.
Potret hubungan timbal balik komunikasi pemimpin dan warganya di atas, hanya terjadi jika ada trust (rasa percaya) dari warganya yang merupakan proses dan juga sebagai apresiasi atas kinerja dan integritas pemimpinnya. Warga masyarakat butuh pemimpinnya untuk mendengar aspirasi warga dan meresponnya dan bertindak dengan bijak. Di sisi lain, pemimpin butuh untuk tahu permasalahan, potensi, kritikan serta apresiasi warga ditingkat bawah sebagai balance control informasi yang lain yang sudah tersedia. Keseimbangan pada ke dua kutub di atas lah yang membuat komunikasi pemimpin dan warganya menjadi terjaga dan produktif.
Dari kegiatan di atas, beberapa poin kunci berkaitan dengan gaya kepemimpinan Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama dan komunikasi produktif dengan yang dipimpin sekaligus stakeholder-nya dalam hal ini:
1. Kepemimpinan Melayani, dimana pemimpin mengambil inisiatif untuk berani turun melayani ini menjadi penggerak pendulum pertama membuka komunikasi dengan yang warga dipimpin, sekaligus mempersempit kesenjangan akses komunikasi warga terhadap pemimpinnya.
2. Empati menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam komunikasi dari kepemimpinan yang melayani. Sikap empati ini harus tulus karena dalam kepemimpinan melayani, pemimpin turun ambil bagian melayani dan jika tidak ada empati, sudah pasti tidak akan efektif. Empati lah yang membungkus komunikasi produktif baik dalam konteks visual, verbal dan non-verbal lainnya.
3. Berintegritas dan Otentik. Integritas terkait dengan adanya kesatuan landasan kebenaran dengan tindakan nyata. Membuka diri, juga merupakan bagian penting dari kepemimpinan melayani. Bersikap otentik (apa adanya) sesuai jati diri (tidak berpura-pura) merupakan faktor penting pendukung kepemimpinan melayani. Dan tentu saja pemimpin yang suka pencitraan termasuk lewat kata-kata yang baik namun dari tindakannya/langkah nyata (lips service), sudah pasti tidak memilik sikap otentik.
4. Format kegiatan komunikasi contoh di atas, pengaturan kegiatan yang sistematis (pemisahan grup sesuai dengan jenis keperluan), dan komunikasi singkat padat, didokumentasi, ditindaklanjuti dengan orientasi target yang jelas.
5. Pemimpin dalam mendengar aspirasi/permasalahan lainnya, dalam waktu singkat bisa mengalokasikan mana yang bisa langsung dijawab dan mana yang harus di-follow-up oleh siapa (staf), ke bagian apa, beserta tenggat waktu dsb.
Dari menyaksikan warga masyarakat yang berinteraksi langsung dengan Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama di hari terakhir menjelang cuti panjang 4 bulan ini (Kamis, 27 OKtober 2016), diharapkan kita warga masyarakat tidak hanya mendapat informasi dan wawasan tentang apa yang terjadi, yang sedang dikerjakan namun juga melalui artikel yang mencoba membedah kegiatan populis ini dalam bentuk teladan contoh-contoh metode kepemimpinan kerja produktif di atas yang secara teknis dapat juga dijalankan siapa saja dalam kaitan seni memimpin serta berkomunikasi produktif. Kalau Ahok yang sudah sangat sibuk saja, masih bisa memberi waktu setiap pagi untuk bertemu dan melayani warga masyarakat yang datang ke Balai Kota serta berbagai kegiatan lainnya dengan efektif dan produktif. Dan terbukti! Kita pun sudah menyaksikannya. Bagaiamana dengan kita? Lalu tunggu apa lagi? Ayo kita praktekan!
Image Credit: @jmzacharias
Penulis: JM Zacharias | Business Strategist | Founder HidupProduktif.Com |
*Tentang HidupProduktif.Com
HidupProduktif.Com hadir mendukung efektifitas kegiatan produktif pribadi serta peningkatan produktitas operasional institusi/korporasi dan bisnis. Didukung dengan artikel-artikel terkini merekam sisi produktifitas sehari-hari, permasalahan, mengemasnya dalam format yang mudah dicerna dengan solusi jitu serta twit-twit produktif melalui Twitter @HidupProduktif.
Di jaman digital, membuat segala sesuatu menjadi efisien. Online yang bisa mengatasi batasan ruang dan waktu sekalgus menggantikan keberadaan tatap muka secara fisik serta paperless yang mereduksi penggunaan kertas yang digantikan dengan media elektronik email, e-paper, e-form. Banyak hal dapat dilakukan oleh semua serba elektronik. Buku dan kertas seperti dalam menulis catatan alih peran notebook/gadget/smartphone dengan format aplikasi yang beragam mulai dari Word, Evernote, Adobe Acrobat dll.
Beberapa dekade lalu, menulis jurnal pribadi dilakukan pada diari atau agenda. Sekarang peran aplikasi digital sudah banyak yang merangkumnya dengan beragam fitur yang ditawarkan termasuk dengan daya tarik online yang dapat diakses dari mana pun dan kapan pun, tanpa ragu akan kapasitas ukuran data berkat Cloud Technology yang banyak digunakan seperti yang ditawrkan layanan Google Drive, Evernote, DropBox dll. Dalam bentuk digital menulis, menjadi cepat, mudah mulai dari menghapus, meng-copy bagian tertentu kemudian menyalinnya di bagian lain, dimana yang sudah pasti lompatan besar dibandingkan menulis secara manual.
Namun, suatu saat (setelah melewati beberapa tahun lewat) ada karakteristik yang membedakan tulisan pada medium tangible (dapat disentuh) seperti kertas, kayu dan media lain; jika kita bandingkan dengan menulis pada format digital yang dalam bentuk standar. Tulisan tangan pada medium tangible (tidak kasat mata) misal seperti pada kertas, mempunyui karakteristik unik dari masing-masing orang yang menulisnya. Baik dari sisi pola tulisan/huruf, tekanan pada pola huruf, kemiringan, kerapatan dan tebal tipis-nya huruf. Singkatnya tulisan tangan memiliki pola yang unik erat kaitannya dengan pribadi masing-masing orang dan berhubungan dengan konteks seperti kapan yang berkaitan dengan periode tertentu (masih ingat tulisan orang tua yang lahir sebelum jaman kemerdekaan dengan pola tulisan tangan lebih dominan tulisan dengan sekali tarikan, agak mirip yang kita kenal dengan hurup latin).
Karena itu lah misal pada buka agenda, jurnal atau diari , mulai dari kondisi kertas/buku, tinta, pola tulisan tangan di atas semakin lama semakin meninggalkan memori (merekam memori) lebih lengkap dibandingkan jika kita membaca jurnal/diary digital, seperti contoh foto buku agenda kerja yang beberapa tahun silam pada foto di atas.
Berkaitan dengan muatan emosional pada memori dalam bentuk tulisan tangan, bisa dalam bentuk tulisan tangan orang tua yang merekam perkembangan anak dan harapan orang tua dari masa ke masa. Seperti pada contoh video dibawah ini, bagaimana seorang putri, Lakshmi Pratury (pada forum TED 2007) menceritakan legasi almarhum ayahnya dalam bentuk buku yang ditulis sang ayah mengikuti perkembangan putrinya beserta nasihat-nasihatnya.
Menyimak video di atas yang merupakan refleksi kita dalam melihat kemajuan gelombang modernasi, namun jangan meninggalkan peran-peran yang tak digantikan seperti legasi menulis dengan tangan. Lakshmi Pratury meringkas pemikirannya dengan judul yang menohok ‘The lost art of letter-writing‘ (Hilangnya seni tulis tangan).
Kembali pada diri kita, seberapa sering kah kita menulis dengan tangan pada media kertas misalnya. Selain mempunyai peran sebagai artefak memori (memorabilia) pada beberapa tahun berikutnya, aktifitas tulisan tangan juga bagus dalam merangsang dan melatih koordinasi saraf motorik, otak dan emosi diri manusia. Karena itu tidak ada salahnya, kalau membiasakan diri rutin dalam aktifitas menulis tangan di sela-sela kegiatan yang didominasi dengan hal-hal yang serba digital.
Menulis dgn tangan menggunakan alat tulis & kertas? latih sinergi otot motorik, indra sentuh+visual,emosi & kerja otak. *Bisa jd memorabilia
— Hidup Produktif (@HidupProduktif) October 4, 2016
Jika dalam modernisasi, masyarakat urban menggalakan juga gerakan kembali ke alam (back to nature). Tidak ada salahnya, ditengah hiruk pikuknya dunia digital, sisihkan waktu juga untuk kembali ke aktifitas-aktifitas yang dulu sering dilakukan sebelum era digitalisasi masuk. Ayo menulis. Tulisan tangan Anda, keren kok! Gak percaya? Tulis beberapa hal merekam kejadian, opini dll. Lalu simpan dan buka tiga tahun lagi. Serasa terbang ke masa silam via tulisan tangan Anda. Dan itu juga menjadi legasi pada keluarga, kerabat, sahabat tercinta bahkan pada masyarakat. Who knows? Let’s do it and then Prove It!
Selamat Mencoba.
Penulis & Image Credit: JM Zacharias | Business Strategist | Founder HidupProduktif.Com |
*Tentang HidupProduktif.Com
HidupProduktif.Com hadir mendukung efektifitas kegiatan produktif pribadi serta peningkatan produktitas operasional institusi/korporasi dan bisnis. Didukung dengan artikel-artikel terkini merekam sisi produktifitas sehari-hari, permasalahan, mengemasnya dalam format yang mudah dicerna dengan solusi jitu serta twit-twit produktif melalui Twitter @HidupProduktif.